Selasa, 20 September 2011

Resume Pemrograman Basis Data 2

PL/SQL

Struktur Blok PL/SQL

Terdapat dua macam blok pada PL/SQL yaitu blok bernama dan blok tidak bernama (anonymous block), dimana blok-blok ini akan membentuk suatu unit PL/SQL. Blok-blok yang bernama bisa disimpan dan dapat berupa procedure, function serta trigger. Sedangkan blok yang tidak bernama tidak dapat disimpan dalam database kecuali jika dipakai sebagai subblok dalam sebuah unit PL/SQL bernama.
            Secara umum, satu blok PL/SQL yang lengkap terdiri atas tiga bagian, yaitu: declaration section (bagian deklarasi variabel), executable section (bagian pengeksekusian) serta exception section (bagian penanganan kesalahan). Berikut ini penggambarannya:

[DECLARE
     ...]    à DECLARATION SECTION
BEGIN
     ...     à EXECUTABLE SECTION
[EXCEPTION
     ...]    à EXCEPTION SECTION
END;


Dengan declaration dan exception bersifat opsional, maka satu bok PL/SQL paling tidak terdiri atas executable section.
Contoh:
begin
      null;
end;
Catatan: Null dipakai untuk menyatakan nilai yang tidak diketahui, sehingga untuk contoh di atas, blok PL/SQL tersebut tidak melakukan proses apapun.

1)     DECLARATION SECTION
            Digunakan untuk mendefinisikan atau mendeklarasikan variabel, konstanta, cursor dan seluruh exception yang didefinisikan oleh user yang akan digunakan pada bagian eksekusi. Penulisan blok ini dimulai dengan menulis DECLARE.
Contoh:
declare
v_nama      mahasiswa.nama%type;
v_nim       mahasiswa.nim%type;


2)     EXECUTABLE SECTION
            Digunakan untuk mengeksekusi atau menjalankan blok perintah PL/SQL seperti pengulangan, percabangan, perintah SQL dan perintah cursor. Berisi statement SQL untuk memanipulasi data pada basis data dan statement PL/SQL untuk memanipulasi data dalam blok.
Contoh:
declare
v_nama      mahasiswa.nama%type;
v_nim       mahasiswa.nim%type;
begin
select nim, nama into v_nim, v_nama
from pegawai
where nim=30108001
dbms_output.put_line(v_nama);
exception
  when no_data_found then
      dbms_output.put_line(‘gak ada’);
end;

3)     EXCEPTION SECTION
            Merupakan bagian yang akan diaktifkan bila terjadi kesalahan atau pengecualian pada saat menjalankan program PL/SQL. Exception section terdiri atas predefined dan user defined. Sebagai contoh exception predefined NO_DATA_FOUND akan diaktifkan bila perintah DML SQL tidak menemukan data dalam klausa WHERE.
Contoh:
declare
v_nama      mahasiswa.nama%type;
v_nim       mahasiswa.nim%type;
begin
select nim, nama into v_nim, v_nama
from pegawai
where nim=30108001
dbms_output.put_line(v_nama);
exception
         when no_data_found then
          dbms_output.put_line(‘gak ada’);
end;

Struktur Kondisional

Perintah IF terdiri atas tiga bentuk, yaitu IF THEN, IF THEN ELSE, serta IF THEN ELSEIF. Struktur dari ketiganya ditampilkan dalam satu rumusan umum sebagai berikut:
IF kondisi 1 THEN
      Baris perintah...
[ELSIF kondisi 2 THEN
      Baris perintah...]
...
[ELSE
      baris perintah..]
END IF;











Baris pada baris perintah dapat berupa perintah IF sehingga akan membentuk blok IF bersarang. Bagian ELSIF bisa muncul beberapa kali sesuai dengan kebutuhan sedangkan bagian ELSE biasanya dipakai untuk menangani kondisi jika semua kondisi pada kalang IF... THEN atau ELSIF... THEN tidak terpenuhi. Namun bagian ELSE ini bisa saja tidak digunakan.
contoh:
declare
 penuh exception;
 n1 number;
 n2 number;
begin
 if b1>n2 then
      raise penuh;
 else
      dbms_ouput.put_line(‘bisa’);
 end if;
end;

 

Struktur Iterasi

Pernyataan Loop
Untuk perintah LOOP, akan dilakukan pengulangan terus-menerus. Bentuk umum dari pernyataan LOOP sebagai berikut:
LOOP
      //Baris perintah
END LOOP;

Karena tidak mempunyai kondisi untuk keluar dari iterasi, maka perlu digunakan perintah EXIT. Perintah EXIT dapat digunakan dengan cara seperti berikut:

EXIT WHEN kondisi;

Contoh:
DECLARE
   x number;
BEGIN
   x := 0;
   LOOP
x := x + 1;
EXIT WHEN x > 5; -- exit loop immediately
   END LOOP;
   dbms_output.put_line('Hasil looping : '||x);
END;

Bisa juga digunakan format seperti ini:
IF kondisi THEN
EXIT;
END IF;


Contoh:
DECLARE
   x number;
BEGIN
   x := 0;
   LOOP
      x := x + 1;
      IF x > 5 THEN
            EXIT; -- exit loop immediately
      END IF;
dbms_output.put_line('Hasil looping ke- '||x);
   END LOOP;
END;

DECLARE
   vno  number;
BEGIN
vno:=1;
LOOP
insert into coba(no) values vno;
vno:=vno+1;
if vno > 10 then
      exit;
end if;
END LOOP;
END;

 

Pernyataan LOOP bisa diberi label atau nama, sintaksnya sebagai berikut :

<<label_name>>
LOOP
sequence_of_statements
END LOOP label_nama; //optional

 



Contoh:
<<outer>>
LOOP
  ...
  LOOP
...
      EXIT outer WHEN ... -- exit both loops
  END LOOP;
  ...
END LOOP outer;
Pada contoh diatas, saat EXIT maka akan keluar dari kedua looping yang ada.

Pernyataan While - Loop
Perintah WHILE-LOOP akan terus melakukan iterasi (memproses baris perintah secara berulang) selama KONDISI bernilai TRUE. Bentuk umum dari pernyataan LOOP sebagai berikut:
WHILE kondisi LOOP
      //Baris perintah
END LOOP;

Contoh:
DECLARE
   x number;
BEGIN
   x := 0;
   WHILE x <= 5 LOOP
      x := x + 1;
      dbms_output.put_line('Hasil looping ke- '||x);
   END LOOP;  
END;

Selain dapat digunakan pada perintah LOOP, perintah EXIT ini juga dapat digunakan pada WHILE-LOOP untuk menambahkan kondisi tertentu. Namun perintah EXIT ini hanya bisa digunakan dalam loop saja.

Contoh:
DECLARE
   vno      number;
BEGIN
vno:=1;
WHILE vno <= 10 LOOP
insert into coba(no) values vno;
EXIT WHEN vno = 10;
vno:=vno+1;
END LOOP;
END;

Pernyataan For - Loop
Struktur pengulangan For digunakan untuk menghasilkan pengulangan sejumlah kali tanpa penggunaan kondisi apapun. Stuktur ini menyebabkan aksi diulangi sejumlah beberapa kali (tertentu). Bentuk umum struktur for ada dua macam yaitu : menaik (ascending) atau menurun (descending). Sintaksnya sebagai berikut :

FOR counter IN [REVERSE] i_terendah .. i_teratas LOOP
      Baris perintah
END LOOP;

Perintah FOR-LOOP melakukan iterasi selama nilai COUNTER berada dalam range nilaii_terendah dan i_teratas. Pada FOR-LOOP, counter tidak perlu dideklarasikan. Penggunaan kata kunci RESERVE akan menyebabkan nilai counter dimulai dari i_teratas ke i_terendah. Dua titik antara i_terendah dan i_teratas merupakan operator rentang nilai. i_terendah maupun i_terkecil bisa berupa nilai integer ataupun variabel yang bernilai integer yang sudah dideklarasikan sebelumnya. i_upper harus lebih besar dari i_lower dan jika tidak maka iterasi tidak akan dilakukan.

Contoh:
BEGIN
FOR vno IN 1..10 LOOP
insert into coba(no) values vno;
dbms_output.put_line('Hasil looping ke- '||x);
END LOOP;
END;

BEGIN
FOR vno IN REVERSE 1..10 LOOP
insert into coba(no) values vno;
dbms_output.put_line('Hasil looping ke- '||x);
END LOOP;
END;







Ruang Lingkup Pernyataan FOR – LOOP
Contoh :
DECLARE
  ctr INTEGER; -- global variable
BEGIN
  ...
  FOR ctr IN 1..25 LOOP
...
IF ctr > 10 THEN ... -- refers to loop counter
END IF;
  END LOOP;
END;
Untuk menuju ke variabel global, harus ditambahkan label dan notasi dot.

Contoh :
<<main>>
DECLARE
  ctr INTEGER;
  ...
BEGIN
  ...
  FOR ctr IN 1..25 LOOP
...
IF main.ctr > 10 THEN -- refers to global variable
  ...
END IF;
  END LOOP;
END main;

Hal ini juga berlaku untuk nested loop.
Contoh :
<<main>>
DECLARE
  ctr INTEGER;
  ...
BEGIN
  <<outer>>
  FOR step IN 1..25 LOOP
FOR step IN 1..10 LOOP
  ...
  IF outer.step > 15 THEN
...
        END IF;
END LOOP;
  END LOOP outer;
END main;

Selain dapat digunakan pada perintah LOOP, perintah EXIT ini juga dapat digunakan pada FOR-LOOP untuk menambahkan kondisi tertentu. Namun perintah EXIT ini hanya bisa digunakan dalam loop saja.

Contoh:
BEGIN
   FOR j IN 1..10 LOOP
FETCH c1 INTO mhs_rec;
EXIT WHEN c1%NOTFOUND;
...
  END LOOP;
END;


BEGIN
  <<outer>>
  FOR i IN 1..5 LOOP
...
FOR j IN 1..10 LOOP
  FETCH c1 INTO mhs_rec;
  EXIT outer WHEN c1%NOTFOUND; -- exit both FOR loops
  ...
END LOOP;
  END LOOP outer;
  -- control passes here
END;

Perintah GOTO
Perintah ini digunakan untuk mengarahkan proses ke baris yang ditandai dengan label tertentu. Bentuk umum pemakaian perintah ini adalah:

GOTO nama_label;
Untuk memberikan label pada suatu baris tertentu, gunakan format penamaan label seperti berikut ini:

<<nama_label>>

Penggunaan perintah GOTO dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan suatu blok PL/SQL menjadi tidak terstruktur. Karena itu sebaiknya penggunaan GOTO ini dihindari.
Contoh:

DECLARE
   x number;
BEGIN
   x := 0;
   LOOP
      x := x + 1;
      IF x = 5 THEN
            GOTO EndOfLoop;
      END IF;
   END LOOP;
   <<EndOfLoop>>dbms_output.put_line('Hasil looping : '||x);
END;

Contoh:
create or replace procedure coba
      (v_nim mahasiswa.nim %type) is
     
      cursor mhs_cur is
        select nim, nama, alamat
        from mahasiswa
        where nim=v_nim;
     
      mhs_rec mhs_cur%rowtype;                       
begin
 open mhs_cur;

 <<iterasi>>
 fetch mhs _cur into mhs _rec;

 if mhs _cur%notfound then
      goto lbl_end;
 end if;

 dbms_output.put_line(mhs _rec.nama_pegawai||' '||
 mhs_rec.alamat||' '|| mhs_rec.gaji);

 goto iterasi;

Dengan adanya perintah “goto iterasi”, proses berikutnya menuju baris “<<iterasi>>” yang berada beberapa sebelum baris goto tersebut. Selanjutnya, perintah-perintah yang mengikutinya akan diproses sesuai dengan urutannya (sekuensial). Sedangkan perintah “<<lbl_end>>” menentukan proses berikutnya adalah baris “<<lbl_end>>” yang berada setelah perintah goto tersebut.
      Namun demikian, pada saat menggunakan perintah goto harus diperhatikan hal-hal berikut:

  • perintah goto tidak boleh menuju label yang berada dalam perintah IF, LOOP, blok lain dan blok yang menjadi sub bloknya.
  • Sebuah label harus diikuti oleh paling tidak sebuah perintah eksekusi PL/SQL. Kata atau reserved word seperti END, END IF dan END LOOP tidak termasuk sebagai perintah eksekusi. Tetapi NULL termasuk perintah eksekusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar